#Gate311 - Hujan Kelabu
Hari ke 6 di bulan November, tidak seperti biasanya. Hari ini mendung, gelap dan dingin. berbeda dengan hari-hari biasanya yang selalu panas cerah.
ku ayunkan langkah dengan bersemangat menuju ke Puskesmas. Hari masih pagi, tapi sudah ramai. Ternyata ada pasien IGD yang masuk di subuh hari.
Opa Julianus Manaha, Opa dari sekian opa di Arwala dia adalah Opa yang paling ku kenal. Karena paling sering rutin check-up. Banyak keluarga dan sanak berdatangan, menunggu, menanti, menemani. Berharap semuanya akan baik saja.
Ku sempatkan waktu untuk menjenguk Opa di ruangan. Rasanya seperti tiada lagi harapan. Ku sapa dalam hati "Opa, ayo bangun dan kita cerita". Tapi kondisi opa sudah tak berdaya, dan susah bernapas.
Opa, semasa hidup paling bersemangat bahkan tidak pernah lupa jadwal check up le puskesmas. Sekalipun jalan kaki dengan tongkatnya, bahkan jalannya dengan timpang setiap kali menyapa dia selalu tersenyum. Opa juga sering datang main dan makan di Pastori Gereja tempat kami.
Karena itu setiap kali bertemu, selalu ku ajak opa cerita. Opa selalu susah tidur di malam hari, dan selalu sakit lambung karena telat makan.
Hari ini, rasanya sudah campur aduk ditambah hujan yang tiba2 turun tanpa henti.
Hari menjelang siang dan ku dengar opa sudah kritis. Aku berlari ke ruangan, disana sudah berkumpul semua keluarga dengan penuh cemas. Ku lihat raut wajah opa seperti mengatakan "Selamat tinggal ibu" (sapaan opa kepadaku)
Tak sanggup ku tahan airmata, aku kembali ke apotek dan berdiam diri disana. Mungkin sudah umum dan terbiasa buat tenaga medis menangani hal ini. Namun untuk pertama kalinya kusaksikan, seorang pasien meninggal tepat di depanku, pasien yang ku kenal dekat. hatiku seperti hancur berantakan
Hujan masih terus turun dalam rupa gerimis yang menjelma di wajah keluarga.
Dengan kesederhaan, dan keterbatasan tranportasi, Jenazah opa di angkut pakai Tosa (kendaraan roda tiga) dengan kondisi hujan, memakasi kasur dan ditutupi terpal.
Selamat jalan Opa, sudah cukup penderitaanmu selama ini, beristirahatlah dengan tenang di pangkuan Bapa
Salam terakhir dariku,
ibu Apotekerr yang selalu kau hapal wajahnya
karena selalu menjelaskan penggunaan obat berulang2, takut Opa lupa 😊😭
Arwala, 06.11.2024
Komentar
Posting Komentar