KETIDAKSEMPURNAAN YANG MENYEMPURNAKAN (Renungan)

 KETIDAKSEMPURNAAN YANG MENYEMPURNAKAN


           

        Suatu hari dibulan Maret, (tepatnya pada masa karantina akibat covid-19 mulai merebak. Semua kegiatan dan sekolah-sekolah dirumahkan) saya bersama Lala (adik saya) membantu kedua orangtua saya membuat bata-bata untuk membangun rumah kami. Selama hampir 2 minggu berturut-turut kami belajar membuat bata. Mulai dari mengumpulkan materialnya yaitu pasir, batu, semen, dan peralatan untuk mencetak bata yang dilakukan secara manual yaitu menggunakan alat-alat yang sangat sederhana. Kemudian langkah selanjutnya adalah mulai mencampur material dan mulai mencetak bata. Hari pertama kami mulai mengerjakannya ada banyak bata yang gagal, disebabkan karena campuran yang terlalu berair, campuran terlalu banyak pasir dan lain sebagainya. Namun hal itu tidak menghentikan niat kami untuk terus belajar membuat bata, dan pada hari ketiga kami sudah mulai memahami cara kerjanya. Pada saat kering bata-bata yang awalnya di buat banyak yang rusak pula, patah dan tak sedikit yang hancur sebagian. Tetapi bagian-bagian yang rusak tidak kami buang, kami menyusun terpisah. Bata yang rusak sangat berguna bila nanti mendirikan sebuah tembok. Bata-bata yang hanya sebagian ataupun rusak akan dipakai untuk menutup lubang-lubang pada tembok yang tak bisa ditutup oleh sebuah bata yang bentuknya sempurna. Para ahli bangunan akan memotong bata-bata yang dicetak sempurna agar menjadi sebagian untuk menutup celah ada tembok.

            Demikian juga hidup kita seperti bata-bata di atas. Hidup kita seperti tembok yang dibentuk oleh tangan Tuhan sendiri. Bata-bata adalah setiap sisi hidup kita. Tuhan tidak memberi kita kesempurnaan seutuhnya tetapi juga ketidaksempurnaan itulah kekurangan-kekurangan kita. Kepahitan, kebencian, masa lalu, kenyataan hidup, kesakitan, luka, ketidakadilan, dan semua yang terjadi dalam hidup kita adalah seperti sebuah duri yang Tuhan tancapkan dalam daging kita.

 “2 Korintus 12 :7 ; Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan iblis untuk mengocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri”

(ayat 9); tetapi jawab Tuhan kepadaku: “cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna”, sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku”

            Jadi apa yang harus kita perbuat? Semua bata-bata yang hancur dalam hidup kita sesungguhnya adalah penyempurna ketidaksempurnaan kita di dalam Allah. Kita tidak bisa menghapus semua luka-luka dalam hidup kita dan berusaha menjadi pribadi yag sangat sempurna. Kegagalan ada untuk kita selalu melihat kepada Tuhan. Bila hari ini banyak hal yang membuat gusar, cemas dan terintimidasi dengan setiap kegagalan-kegagalan yang terjadi dalam hidupmu, katakanlah kepada kegagalan itu “kegagalan, kau sangat berguna bagiku”. Perkatakanlah dan lihat sesuatu sedang berubah dalam hidupmu. Ada sebuah cara yang berbeda ketika kau melihat sebuah kegagalan, sebuah luka yang ada dalam hidupmu. Caramu untuk meresponi semua itu akan berbeda. Apapun yang iblis katakan tentang hidupmu. Kegagalan, luka, kepahitan dsb ketika disentuh Tuhan akan menjadi bata-bata yang menutup banyak celah (kekurangan) tembok rohani kita. Bata-bata itu tidak perlu menjadi sempurna, bata-bata itu hanya perlu tahu fungsinya (kita harus mengerti tujuan dari sebuah kegagalan)

Yusuf ketika dibuang ke sumur, di jual oleh saudara-saudarnya, di penjara, dan banyak hal yang dialami Yusuf, seharusnya bisa membuat Yusuf gagal dan tidak melibatkan Tuhan. Tetapi Yusuf mengetahui dengan benar siapa Tuhan di balik setiap kegagalannya dan Yusuf memilki meresponi setiap bata-bata yang hancur dengan cara Tuhan. Yusuf menutup semua celah dengan kegagalan-kegagalan yang dia alami dan melibatkan Tuhan. Pada akhirnya Yusuf menjadi tembok yang kuat untuk mesir dan bangsa-bangsa pada masa kelaparan terjadi. begitu juga dengan hidup kita, bersyukurlah dengan semua bata-bata yang patah yang hancur dalam hidup kita, untuk ketidaksempurnaan dan kekurangan, karena dengan semuanya itu kita menjadi sempurna

-----

Setiap luka dalam hidup kita dipakai Tuhan agar kita disempurnakan di dalam Dia

-----

 

Vonneth Glorya S

(Kisar, 29 Maret 2020)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

#Gate311 - Hujan Kelabu

Gate 300 - To my Beloved Heart

GATE KEEPER - 01 | Catatan