DIATAS SEGALANYA SAYA TAHU TUHAN YANG BERKUASA / CATATAN
DIATAS
SEGALANYA SAYA TAHU TUHAN YANG BERKUASA
Saya ingin menulis ini, sebelum
semua kata terbang dengan sia-sia. Minggu lalu, tepatnya hari senin yang lalu
awal dari segalanya. Saya merasa hidup saya dihancurkan dan diporak-porandakan
iblis. Hari senin tanggal 18 juli, adalah
jadwal KRS online untuk angkatan 2013 dan 2012 di kampus saya. Saya
telah berkuliah di Farmasi Widya Mandala selama 4 tahun lebih, tetapi sampai
saat ini pun saya masih belum menemukan diri saya di Farmasi. Berlanjut dari
cerita yang tadi, hari itu Krs online dan saya mempunyai jadwal untuk ke RSUD
Soetomo untuk mengambil data penelitian skripsi. Hari itu adalah hari pertama
saya ke RS, dan sejujurnya saya tidak tahu dan bingung dengan langkah apa yng
harus saya lakukan awalnya. Jadi saya memutuskan untuk menunggu teman saya yang
bertugas hari itu. Ketika teman saya datang, kita akhirnya ditempatkan di poli
pemeriksaan yang berbeda untuk mengambil data penelitian. Dari jam 7 pagi
hingga siang jam 1, kami belum juga mendapatkan datanya. Sementara pihak yang
bekerjasama dengan kami untuk melakukan penelitian tidak memberikan konfirmasi
kepastian apakah ada data hari itu atau tidak. Singkat cerita hari itu kami
pulang dengan tidak mendapat data sama sekali. Sepulang dari RS saya langsung
berangkat ke kampus untuk mengumpulkan hasil krs online saya kepada pembimbing
akademik. karena sks saya masih kurang jadi saya harus memilih beberapa mata kuliah
untuk perbaikan nilai sebelumnya. Karena total sks saya kurang dari 12 sks maka
saya juga mengurus surat dispensasi uang kuliah ke universitas untuk
mendapatkan beberapa potongan pembayaran uang kuliah. Hari itu karena lelah dan
tanpa memeriksa surat dispensasi tersebut saya langsung menyodorkan kepada
pembimbing akademik saya. Spontan saja beliau marah-marah. Dan saya disuruh
untuk memperbaiki isi surat tersebut. Saya pun bertanya pada teman-teman saya
dan menurut mereka tidak ada yang salah. Semuanya benar. Saya bolak-balik untuk
mengeprint dan kembali saya kumpulkan. Jelas saja PA saya masih tetap
marah-marah. Kali ini mulai memuncak emosinya. Dalam hati saya berkata “
sudahlah kalau saya salah tolong dong, kasi tahu salahnya dimana”? tapi tetap
saja tidak ada titik terang dari semuanya itu.
Saya kemudian membaca kembali kata
perkata ternyata ada penulisan yang salah dengan semester pengajuan surat
dispensasi tersebut. yang seharusya semester ganjil saya menulisnya semester
genap akibat dari copy-paste format surat dari teman-teman. Saya kembali lagi
untuk memperbaiki. Dan tidak sedikit saya dapat omelan hari itu yang membuat
saya rasanya ingin pingsan saja, karena seharian belum makan apa-apa. Dari
kejadian itu, saya tahu bahwa PA saya sedang mengajarkan saya untukberhenti
suka mengcopy-paste dan belajar untuk lebih teliti dan cermat.
Sepulang
dari kampus, saya berharap ada nasi atau setidaknya ada sesuatu yang layak
dimakan karena penyakit maag saya sudah kambuh. Sesampai di kos ternyata semua
tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Suasana di kos berubah dengan
kemarahan dan sakit hati. Ada rasa penyesalan yang begitu besar pada adik saya,
kenapa Tuhan memberi aku seorang saudara sepertti dia ? hari itu berlalu dengan
airmata.
Berlanjut
ke hari selasa, sebagai komting hari itu saya harus masuk pagi dan mempersiapkan
ruangan kelas. Kesibukan hari itu berlanjut dengan pelajaran. Dan saya
benar-benar lupa untuk harus mengurus surat permohonan ujian ulang. Hari selasa
cukup tenang.
Rabu
datang dengan teduhnya, pagi itu presentasi kelompok berjalan lancar. Hari itu
adalah hari untuk mengurus krs bagi
mahasiswa yang bermasalah tidak dapat kelas atau bentrok.
KENYATAAN
VS KEBENARAN
Kadang-kadang kita cenderung
dipengaruhi oleh perkataan-perkataan manusia. Dalam seminggu ini saya mengalami
banyak hal. Saya di tolak untuk melakukan ujian perbaikan matakuliah untuk
semester depan karena saya telat untuk melaporkan kepada PA saya. Kata-kata PA
saya mengisyaratkan bahwa tidak ada lagi cara, tidak ada lagi pintu yang
terbuka untukmu. Saat itu pikiran saya kacau. Hati saya hancur. Saya sedang membayangkan
untuk mengulang hanya matakuliah tersebut di semester depan dengan membayar
uang kuliah secara normal tanpa surat dispensasi uang kuliah. Surat tersebut
hanya diurus sekali selama perkuliahan. Jadi kira-kira saya harus membayar
mahal setara dengan saya membayar 12 sks. Tak tahan saya langsung meninggalkan
tempat itu dan bersegera pulang. Namun airmata saya tak terbendung, say apun
berlari ke toilet. Saya mengunci pintu dan menangis sejadi-jadinya tanpa
mengeluarkan suara sedikitpun. Dengan hati yang hancur saya berlutut dan bersru
pada Tuhan. Saya katakan : “Tuhan, saya percaya janjiMu, Engkau berjanji bahwa
tahun depan saya sudah wisuda”. Saya berdoa dan memperkatakan janji Tuhan,
memperkatakan firman Tuhan dan mendeklarasikan itu terjadi. Saya menumpahkan
semua kesedihan saya pada Tuhan. Ada rasa sedikit lega dalam hati. Saya
yakinkan hati saya untuk percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.
Siapaun itu, semuanya Tuhan yang lebih berkuasa.
Saya pulang dari kampus
dengan sukacita, sepanjang jalan Roh Kudus memberikan sukacita di hati saya.
Dan saya pun berkata: “iblis kamu bisa hancurkan semuanya, tapi Tuhan akan
mengembalikan semua yang sudah kamu curi dari hidupku. Iblis ! kamu tidak bisa
membatalkan rencana Tuhan dalam hidupku”. Sambil bernyanyi-nyanyi kecil hati
saya di penuhi dengan iman dan kekuatan. Saya selau berkata pada diri saya
tidak ada yang mustahil.
Saya paling suka dengan
kata-katanya Pak Habibie dalam film “Rudy Habibie” dalam scene itu dia berkata
pada kekasihnya yang berwarganeraan Jerman. Kata-katanya seperti ini “Faktanya
saya Indonesia, Kenyataannya saya Indonesia, dan solusinya saya Indonesia.
Kata-kata itu mengisyaratkan bahwa mereka tidak bisa bersatu akibat perbedaan
kewarganegaraan. Dan seorang Habibie yang begitu mencintai Indonesia
Seringkali itu yang
terjadi dalam kehidupan. Kita paling sering berkata : “ini kenyataannya,
faktanya begini dan begitu. Namun ada satu hal yang sering kita lupakan sebagai
orang percaya. Suatu ketika saya mengalami kesulitan dalam perkuliahan saya.
Saat itu seharusnya saya sudah harus selesai penelitian dan menyelesaikan
beberapa matakuliah, namun kejadiannya tidak sesuai dengan yang saya harapkan.
Saya mengalami maslah-masalah dalam penelitian yang membuat saya tidak bisa
wisuda. Saya sering memotivasi diri saya dan teman untuk tetap berjuang tetapi
semakin berjuang kenyataanya semakin menyakitan bagi kami. Kita cenderung di
benturkan dengan kenyataan hidup. Orang-orang sering berkata : ini
kenyataannya, kamu harus terima itu !”
Suatu ketika dalam
kondisi saya yang drop secara jasmani rohani, saya berdoa dan meminta Tuhan
membuka jalan dalam perkuliahan dan penelitian saya. Saya belajar untuk
membangun iman dan berdoa setiap hari. Saya yang dulunnya malas membaca
alkitab, mulai belajar kemabali membaca alkitab. Roh kudus kemudian membimbing
saya untuk belajar memperkatakan firman Tuhan setiap hari. Memperkatakan janji
Tuhan setiap waktu. Janji Tuhan sering bertolak belakang dengan kenyataan yang
terjadi. Mentor saya berkata seperti ini “kenyataannya kamu gak bisa Voneth,
tetapi kebenarannya Tuhan katakan kamu
lebih dari pemenang”. Kata-kata itu sangat menguatkan saya dan menarik imanku
yang drop kembali tumbuh. Yang menajadi motor penggeraknya adalah iman.
Seberapa besar imanmu? Apakah imanmu sudah dapat memindahkan gunung? Tiap kali
percaya pada kebenaran denga sungguh-sungguh maka kita akan mengalaminya.
semuanya tertulis jelas dalam firman Tuhan dalam (....bacaan alkitab)
Jika
iblis mau menjatuhkan kita, kebenarannya adalah Tuhan tidak pernah
mempermalukan orang percaya
Jika
kebutuhan hidup kita membuat iman kita terhimpit dan kuatir, Kebenarannya
adalah Allah akan mencukupi segala keperluan kita seturut kekayaan dan
kemuliaanNya
Jika
orang-orang disekitamu berkata tidak ada hari depan untukmu, kebenarannya
adalah hari depanmu sungguh ada. Rancangan Tuhan adalah rancangan-rancangan
yang luar biasa untuk mendatangkan hari depan yang penuh harapan
Saya pernah menghadap PA
saya, dan Dia berkata begini pada saya : saya melihat, kamu orang yang hidup
tidak punya pengharapan dan tujuan. Hidupmu seperti sedang melayang-layang
tidak tahu arah tujuan, tampilanmu seperti ini tidak bisa menjamin suatu saat
kamu dapat terjun ke dunia kerja”. Tersentak saya mulai berpikir ? apa yang di maksud dengan tujuan hidup. Ada perbedaan
pandangan setap orang. Ada yang menganut masa depan adalah ketika kamu dapat
bekerja dan hidup sukses, serta mencapai kesejahteraan hidup pada taraf yang
tinggi. Ada juga orang-orang yang menganut masa depan adalah hari depan yng tidak kita ketahui, masa depan
atau masa yang akan datang. Kehidupan ini atau kehidupan dimasa yang lain
(kehidupan sesudah kematian). Saya berpikir sepertinya PA saya keliru. Dalam
hidup saya ada pengharapan yang kekal. Saya punya tujuan hidup, saya tahu
kenapa saya harus hidup didunia ini.
Saya merenungan kata-kata itu sepanjang hari, dan Roh Kudus memberikan
saya pengertian : ini waktunya, Tuhan mau kamu maksimalkan hidupmu”. Saya
menyadari bahwa Tuhan sedang ingin saya terbang lebih tinggi lagi. Dan
tiba-tiba ada kata yang lahir dari pikiran saya :
Masa
depan tidak ditentukan oleh apa yang kelihatan hari ini, tetapi apa yang kamu
kerjakan hari ini
Banyak orang sering
melihat segala sesuatu dengan mata jasmani. Sesuatu yang terlihat. Dan mereka
meramalkan masa depan kita. Tetapi Tuhan melihat sesuatu yang tak terlihat. Dia
melihat hidupmu punya potensi yang besar, bahkan dia berkata : masa depanmu sungguh
ada. Saya sering berkata begini :
“Iblis
kamu boleh mebuat saya hancur seperti ini, tapi kamu tidak bisa mebatalkan
rencana Tuhan atas hidupku”
Firman Tuhan katakan “
kalahkan Kejahatandengan kebaikan”. Dan saya ingin berkata seperti ini
“kalahkan kenyaataan dengan Kebenaran”.
Kebenaran firman Allah yang memerdekakan kita. Ingat kita lebih dari pemenang
Written by Vonneth GS
TUHAN
SEDANG INGIN ANDA MAKSIMAL
Berlarilah
selagi kamu kuat berlari.
Gapailah
puncak selagi kamu bisa mendaki
Bernyanyilah
selagi kamu diberi suara yang merdu.
Bangkitlah,
selagi kamu punya kekuatan untuk berdiri
Hiduplah
selagi kamu diberi kehidupan !
Surabaya,
Juni 2017
Vonneth
Glorya S
Komentar
Posting Komentar