PILIHAN DALAM KEBIMBANGAN / Perenungan
Pernahkah kita berada dalam sebuah situasi yang perhadapkan dengan dua pilihan yang cukup sulit. dimana kita harus memilih salah satu dan melepaskan yang lainnya?
Beberapa hari kemarin, saya di ajar Tuhan dengan apa yang saya alami. Ceritanya saya harus memutuskan untuk pindah kost, tiba-tiba di waktu yang bersamaan saya menemukan dua tempat kost di tempat yang berbeda. kost yang pertama, adalah kost dengan fasilitas yang begitu lengkap, bersih dan semuanya sudah tersedia namun sedikit mahal dengan kost yang sedang saya tempati hari ini. saya sudah deal dengan kost pertama, namun ada kost kedua yang harga agak murah, kamar sempit dan tidak ada fasilitas apapun, tapi ada sesuatu dalam hati saya untuk kost yang kedua ini. Di waktu yang bersamaan saya deal dengan kos pertama dan kedua. Saya pun berada di titik dilema, cukup galau, bimbang dan tidak tahu keputusan yang benar, sampai di satu titik saya seperti menginginkan kedua2nya.
Sekali lagi, ini berbicara tentang respon hati dan bagaimana cara kita melihat. Akhirnya sampai di satu titik dengan memikirkan segalanya saya pun memutuskan untuk memilih kost yang sesuai dengan kebutuhan saya. Bukan masalah nyaman, tapi sesuai dengan kebutuhan. Dengan keteguhan hati, saya melepaskan apa yang sebenarnya tidak saya butuhkan.
Kita sering terjebak dengan kenyamanan dan segala yang ditawarkan begitu memikat dan menyenangkan. Tidak banyak yang mau menderita karena keputusan yang benar.
Sesuatu yang terlihat baik dan nyaman, belum tentu itu yang kita butuhkan
Ada dua pilihan dalam hidup, bahkan mungkin juga bisa begitu banyak pilihan dan kita harus memilih hanya satu. Untuk membuat keputusan yang benar tolak ukurnya adalah diri kita sendiri. Seberapa dalam kita mengenal diri kita, siapa identitas kita di dalam Tuhan, kebutuhan kita, kekurangan kita, apa kata hati kita. Ketika kita mengenal siapa diri kita, kita akan tahu apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan
Keputusan yang tepat lahir dari keteduhan hati
Keputusan dalam pilihan yang sulit membutuhkan sebuah ketepatan. Kenali siapa kita, dengarkan hati kita berbicara, diamkanlah semua kegaduhan yang diluar hatimu, tenanglah. biarkan damai sejahtera di hati yang menuntun kita mengambil keputusan yang benar.
Lukas 1:78-79 (TB) oleh rahmat dan belas kasihan dari Allah kita, dengan mana Ia akan melawat kita, Surya pagi dari tempat yang tinggi, untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera."
Mungkin hari-hari ini banyak dari kita sedang ada di kondisi yang sama, pilihan kuliah, pilihan bekerja, pilihan berteman, pilihan untuk bertumbuh, pilihan pasangan hidup, pilihan mengikuti panggilan dari Tuhan atau sekedar memilih apa yang mau kita makan hari ini, apapun itu.
Bahkan mencintai atau membenci pun itu adalah sebuah keputusan (bukan perasaan atau sebuah euforia).
Tenanglah dan dengarkan hatiNya Tuhan, kenali identitasmu sesungguhnya, siapa dirimu, apa kekurangamu dan apa kelebihanmu, apa yang kau perlu dan bukan yang kau inginkan. Libatkan Tuha dalam segala hal.
Damai sejahtera menuntun kepada ketaatan tetapi hikmat membuat kita berjalan dalam ketepatan
Damai sejehtera adalah kompas tetapi hikmat membuat kita berjalan seirama dengan apa yang Tuhan mau. Dalam segala keputusan kita butuh damai sejahtera dan hikmat Tuhan untuk membuat keputusan yang tepat di antara banyak pilihan.
Semakin respon hati kita dalam pilihan sudah dibentuk dalam hal-hal sederhana, jangan kaget ketika Tuhan membawa kita ke pilihan-pilihan yang besar dikemudian hari.
Tuhan memberkatimu
Ambon, 2022
Vonneth Glorya S
👍👍👍👍
BalasHapus